Profil Desa Jurangombo Selatan
Ketahui informasi secara rinci Desa Jurangombo Selatan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Kelurahan Jurangombo Selatan, pusat dinamika sosial dan ekonomi di Kota Magelang, dikenal sebagai sentra UMKM mainan anak dan daging sapi. Wilayah ini aktif mengembangkan program kampung tematik seperti Kampung Iklim dan Kampung Sedekah untuk kesejahteraa
-
Pusat Ekonomi Kreatif
Rumah bagi para perajin mainan anak-terutama miniatur bus dan truk-yang pemasarannya telah menembus pasar nasional, serta menjadi sentra utama pemasok daging sapi di Kota Magelang melalui "Kampung Jagal"
-
Inovasi Sosial Berbasis Komunitas
Mengembangkan berbagai program kampung tematik yang unik, seperti Kampung Iklim, Kampung Sedekah, dan Kampung Buah, yang mendorong partisipasi aktif warga dalam isu lingkungan, sosial, dan ketahanan pangan
-
Dinamika Perkotaan yang Terus Berkembang
Sebagai kelurahan terluas di Kecamatan Magelang Selatan, Jurangombo Selatan menghadapi tantangan urbanisasi seperti penanganan banjir, yang direspons pemerintah melalui program pembangunan infrastruktur partisipatif seperti "Rodanya Mas Bagia"

Terletak strategis di bagian selatan Kota Magelang, Kelurahan Jurangombo Selatan menjelma menjadi sebuah kawasan urban yang dinamis, memadukan peran vital sebagai salah satu penopang ekonomi kota dengan inovasi sosial berbasis komunitas yang inspiratif. Bukan sekadar wilayah administratif, Jurangombo Selatan ialah etalase bagi geliat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang kreatif serta cerminan dari inisiatif warga dalam membangun lingkungan yang berketahanan dan berdaya. Dengan berbagai program kampung tematik yang diusungnya, kelurahan ini menunjukkan potensinya sebagai laboratorium sosial di tengah tantangan pembangunan perkotaan yang kian kompleks.
Kelurahan ini menjadi sorotan berkat keberhasilannya dalam membina sentra-sentra ekonomi lokal yang khas. Dari tangan-tangan terampil warganya, lahir produk-produk unggulan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga merambah pasar yang lebih luas. Di sisi lain, inisiatif seperti Kampung Iklim dan Kampung Sedekah menjadi bukti nyata bahwa pembangunan tidak melulu soal fisik, melainkan juga tentang membangun kepedulian dan kebersamaan di antara warganya.
Geografi dan Wilayah Administrasi
Secara geografis, Kelurahan Jurangombo Selatan merupakan wilayah terluas di Kecamatan Magelang Selatan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Magelang, luas wilayahnya mencapai 2,13 kilometer persegi. Letaknya yang berada di kawasan perkotaan menjadikan kelurahan ini memiliki akses yang mudah ke berbagai fasilitas publik dan pusat pemerintahan Kota Magelang.
Secara administratif, wilayah Jurangombo Selatan terbagi menjadi 9 Rukun Warga (RW) dan 48 Rukun Tetangga (RT). Struktur ini menjadi tulang punggung bagi efektivitas pelayanan publik dan pelaksanaan program-program pembangunan hingga ke tingkat komunitas terkecil.
Adapun batas-batas wilayah administrasi Kelurahan Jurangombo Selatan ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kelurahan Tidar Utara dan Kelurahan Rejowinangun Selatan
Sebelah Timur: Dibatasi oleh aliran Sungai Elo
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan wilayah Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kelurahan Magersari
Struktur topografi wilayah yang cenderung datar namun dengan sedikit kontur bergelombang membuatnya relatif aman dari genangan banjir skala besar, meskipun beberapa titik di kawasan padat penduduk tercatat pernah mengalami luapan air akibat drainase yang tidak memadai saat curah hujan tinggi.
Pemerintahan dan Dinamika Kependudukan
Sebagai sebuah kelurahan, sistem pemerintahan di Jurangombo Selatan bersifat administratif dan merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Kota Magelang. Dipimpin oleh seorang Lurah, kantor kelurahan berfungsi sebagai pusat pelayanan administrasi kependudukan, perizinan skala kecil, serta fasilitator utama dalam program-program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang digulirkan oleh pemerintah kota.
Berdasarkan data kependudukan yang dirilis oleh Kecamatan Magelang Selatan, jumlah penduduk di Jurangombo Selatan tercatat sebanyak 7.318 jiwa. Komposisi penduduknya terdiri dari 3.597 jiwa laki-laki dan 3.721 jiwa perempuan, yang tergabung dalam 2.414 Kepala Keluarga (KK). Data ini menunjukkan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, mencapai sekitar 3.435 jiwa per kilometer persegi. Tingginya kepadatan ini mencerminkan karakter Jurangombo Selatan sebagai kawasan permukiman urban yang padat dan terus berkembang.
Dinamika kependudukan yang tinggi menjadi salah satu fokus utama pemerintah kelurahan. Program seperti "Rodanya Mas Bagia" (Program Pemberdayaan Masyarakat Maju, Sehat, dan Bahagia), yang mengalokasikan dana stimulus sebesar Rp30 juta per RT, menjadi instrumen penting. Program ini memungkinkan masyarakat untuk secara langsung merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur skala kecil, seperti perbaikan saluran air dan jalan lingkungan, yang secara efektif menjawab kebutuhan mendesak warga sekaligus menumbuhkan rasa memiliki.
Potensi Ekonomi dan Geliat UMKM Lokal
Kekuatan utama Jurangombo Selatan terletak pada denyut nadi ekonominya yang digerakkan oleh sektor UMKM. Kelurahan ini telah lama dikenal sebagai salah satu sentra industri kreatif di Kota Magelang. Salah satu yang paling menonjol yaitu industri pembuatan mainan anak-anak. Di RW 9, para perajin secara turun-temurun memproduksi berbagai jenis mainan, khususnya miniatur bus dan truk yang dibuat dengan detail yang mengagumkan.
"Produk kami sudah sering mengikuti pameran yang difasilitasi oleh dinas terkait. Pemasarannya pun tidak hanya di Magelang, tetapi sudah sampai ke Jakarta, bahkan luar pulau seperti Kalimantan dan Sulawesi," ungkap seorang perajin lokal. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa produk UMKM Jurangombo Selatan memiliki daya saing dan kualitas yang diakui secara nasional.
Selain sentra mainan, potensi ekonomi lainnya yang tak kalah signifikan berada di RW 7, yang populer dengan sebutan "Kampung Jagal". Kawasan ini merupakan pusat produksi dan distribusi daging sapi terbesar di Kota Magelang. Aktivitas pemotongan dan penjualan daging di sini telah menjadi penopang utama pasokan daging segar untuk pasar-pasar tradisional dan modern di seluruh kota, menciptakan lapangan kerja dan perputaran ekonomi yang substansial bagi warga sekitar.
Tidak hanya itu, beragam usaha kuliner rumahan juga tumbuh subur, salah satunya yaitu produksi makanan tradisional seperti gethuk. Keberagaman UMKM ini, mulai dari kerajinan, kuliner, hingga jasa perdagangan, menjadikan Jurangombo Selatan sebagai ekosistem ekonomi yang tangguh dan mandiri. Pemerintah kota melalui dinas terkait terus memberikan pembinaan dan fasilitasi agar para pelaku UMKM dapat terus berinovasi dan memperluas jangkauan pasarnya.
Kehidupan Sosial dan Inovasi Komunitas
Kehidupan sosial di Jurangombo Selatan diwarnai oleh semangat kebersamaan dan inovasi yang terwujud dalam berbagai program kampung tematik. Program ini bukan hanya slogan, tetapi telah menjadi identitas dan praktik keseharian warganya. Di RW 1 dan RW 2, dicanangkan program "Kampung Sedekah". Inisiatif ini mendorong setiap rumah untuk menyediakan wadah sederhana untuk bersedekah, yang hasilnya dikelola secara transparan untuk membantu warga yang membutuhkan.
Program ini, menurut seorang tokoh masyarakat setempat, "tidak hanya tentang mengumpulkan uang, tetapi menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial. Semua warga dari berbagai latar belakang agama ikut berpartisipasi, menunjukkan kerukunan yang kuat di lingkungan kami." Di kelurahan ini, umat Muslim, Hindu, dan Katolik hidup berdampingan secara harmonis.
Selanjutnya, terdapat "Kampung Buah" di RW 6, di mana warga secara swadaya menanam berbagai jenis pohon buah di pekarangan rumah mereka. Hasil panennya tidak hanya untuk konsumsi pribadi, tetapi juga boleh dinikmati oleh masyarakat umum yang melintas, menciptakan ruang berbagi yang unik. Inisiatif lainnya yaitu "Kampung Iklim", sebuah program yang berfokus pada upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui kegiatan penghijauan, pengelolaan sampah, dan konservasi air.
Keberadaan kampung-kampung tematik ini menunjukkan tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat yang tinggi. Hal ini menjadi modal sosial yang sangat berharga bagi pembangunan kelurahan yang berkelanjutan, di mana warga tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi juga subjek yang aktif berkontribusi.
Pembangunan dan Tantangan Masa Depan
Sebagai kelurahan yang terus tumbuh, Jurangombo Selatan dihadapkan pada berbagai tantangan khas perkotaan. Salah satunya yaitu masalah infrastruktur, terutama drainase di beberapa titik padat penduduk yang rentan menyebabkan genangan air saat musim hujan. Menjawab keluhan ini, Pemerintah Kota Magelang bersama pihak kelurahan telah mengambil langkah-langkah responsif.
Melalui program RKM "Rodanya Mas Bagia", perbaikan infrastruktur skala lingkungan seperti pembangunan selokan dan penataan jalan gang menjadi prioritas. Wali Kota Magelang dalam salah satu kunjungannya menegaskan bahwa program ini dirancang agar masyarakat dapat merasakan manfaat anggaran secara langsung dan menumbuhkan budaya gotong royong serta swadaya.
Di samping itu, mitigasi bencana juga menjadi perhatian serius. Pelatihan mitigasi bencana yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) secara rutin digelar untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi potensi bencana, seperti kebakaran atau cuaca ekstrem.
Ke depan, Jurangombo Selatan memiliki prospek cerah untuk menjadi model kelurahan urban yang berdaya saing dan berketahanan. Dengan fondasi ekonomi kreatif yang kuat dan modal sosial yang tinggi, tantangan seperti penataan ruang, pengelolaan sampah, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat diatasi melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Kelurahan ini membuktikan bahwa pembangunan kota yang sesungguhnya dimulai dari denyut kehidupan di tingkat komunitas.